Rabu, 19 September 2012

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ....

PROPOSAL PTK PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI...... BATUSANGKAR Oleh : FITRA YENTI.MA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan bimbingan yang dilaksanakan atau diberikan kepada seseorang terhadap jasmani dan rohani dalam upaya membentuk kedewasaan dan kepribadian seseorang berdasarkan Al-Qur’an dan hadis. Dalam Standar Isi dan Standar Kelulusan Pendidikan Agama Islam ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP yaitu: Al-Quran dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh dan Kebudayaan Islam . Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan untuk menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukkan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunikasi sekolah. Hal ini juga sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan adalah “ untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan Agama Islam sering mengalami kendala di antaranya aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pendidikan Agama Islam diakui sangat minim dibanding dengan mata pelajaran lain. Hal ini terjadi karena salah satu kelemahannya adalah metode yang digunakan tidak menarik siswa, sehingga siswa banyak yang tidak sportif dalam belajar, suka ribut, keluar masuk tidak menentu dan lain-lainnya. Sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan standar ketuntasan atau tidak tercapainya KKM yang telah ditetapkan disekolah masing-masing Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu adanya model dan metode pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan-tahapan tertentu sehingga siswa dapat mengikuti proses belajar secara sistematis. Metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang di gunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran . Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk memudahkan memahami materi yang sedang dipelajari. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan , proses pembelajaran di kelas selama ini masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan metode caramah menjadi pilihan utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, dengan metode ceramah, siswa cenderung menunggu, mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan guru. Adanya tayangan senentron di berbagai siaran televisi membuat siswa asik untuk menonton dan banyak waktu terbuang tidak dipergunakan untuk belajar. Hal ini sangat mempengaruhi cara belajar siswa di sekolah. Lingkungan juga sangat mempengaruhi siswa dalam belajar. Semua itu mengakibatkan siswa tidak aktif dalam pembelajaran, apalagi untuk menguasai materi pembelajaran, siswa menjadi pasif dan malas. Siswa jarang bertanya dan menjawab pertanyaan guru, tidak adanya diskusi dan sulit mengungkapkan apa yang dia ketahui. Berdasarkan masalah di atas penulis mencoba melakukan suatu model pembelajaran. Salah satu model yang digunakan adalah model pembelajaran Card Sort yang merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulagi informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah lelah. Sehingga menjadikan pembelajaran terkesan mudah dan menyenangkan serta bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Maka dari itu diusahakan suatu proses pembelajaran yang aktif agar siswa mudah memahami apa yang mereka pelajari. Model Pembelajaran Card Sort adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir, melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan terlibat dalam pembelajaran dan tetap mempunyai perhatian ketika guru menyampaikan materi. Setelah guru menyampaikan materi pembelajaran siswa diminta untuk dapat menjawab pertanyaan yang di ajukan guru. Dalam model pembelajaran ini, pembelajaran lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam menerima pelajaran baik disegi daya berfikirnya maupun dalam bertanya dituntut untuk ikut berperan aktif dalam pembelajaran bersama guru dan teman-teman dikelas dan mampu menghargai sesama,. Dalam penerapan model pembelajaran Card Sort ada beberapa langkah- langkah yang harus dilaksanakan yaitu: 1. Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. 2. Mintalah siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama. 3. Siswa dengan kategori yang sama diminta mempersentasekan kategori masing-masing di depan kelas. 4. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting terkait meteri pelajaran. Guru yang professional dan kreatif akan merangsang kreativitas siswa yang nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Melalui penerapan model pembelajaran Card Sort, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa untuk berpartisipasi aktif mulai dari awal pembelajaran sampai pada akhir pembelajaran, sehingga meteri yang disampaikan terkesan lebih menarik dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Maksudnya adalah masih ada siswa yang pasif, dia tahu tentang jawaban pertanyaan tapi tidak mau menjawab karena malas, grogi dan tidak berani tampil, dan percaya saja pada temannya yang lain. Tidak mautau apa yang dikerjakan temannya. Sehingga akan mempengaruhi hasil belajarnya. Siswa tidak aktif atau pasif dan tidak konsentrasi dalam pembelajaran maka akan mempengaruhi akan ketuntasan hasil belajarnya. Seharusnya dalam pembelajaran siswa harus aktif. Maksudnya siswa berani menjawab pertanyaan yang diberikan guru, berpartisipasi dalam proses pembelajaran, peduli dengan pelajaran sehingga hasil belajar menjadi baik. Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMPN ...BATUSANGKAR” B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah; 1. Siswa kurang berpartisipasi secara aktif di kelas dalam pembelajaran Agama, sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif dikelas. 2. Rendahnya hasil belajar agama yang diperoleh siswa 3. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga menyebabkan pembelajaran bersifat satu arah 4. Pembelajaran Agama Islam masih berjalan apa adanya 5. Kurang ada keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan guru. 6. Siswa grogi dalam menjawab pertanyaan guru. C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah”Apakah model pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dikelas VII SMP ... Batusangkar D. Hipotesa Penelitian. Menurut Prof.Dr.Winarno Surakhmad, anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda Kata Hipotesis berasal dari dua penggalan kata: Hypo yang artinya di bawah dan Thesa yang artinya kebenaran jadi hipotesis adalah kebenaran sementara yang dirumuskan oleh penulis. Hipotesis ini tidak selalu sama dengan hasil penelitian mungkin juga sedikit berbeda. Namun yang diambil untuk hasil penelitian adalah dari penelitian itu sendiri. Penelitian Tindakan Kelas ini di rencanakan terbagi ke dalam dua siklus, setiap siklus yang dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan ( Planning ) tindakan ( Acting ) pengamatan ( Observing ) dan refleksi ( Reflecting ). Melalui tiga siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Dengan diterapkan model pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII SMP ... Batusangkar Kabupaten Tanah Datar. E. Tujuan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mendeskripsikan apakah dengan penerapan model pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dikelas VII SMP 5 Batusangkar Kabupaten Tanah Datar. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu: 1. Bagi siswa, melatih siswa untuk dapat berperan aktif dalam pembelajaran. 2. Bagi sekolah, diharapkan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran Card Sort dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dikelas VII SMP ... Batusangkar Kabupaten Tanah Datar. 3. Bagi Penulis, untuk menambah cakrawala berpikir ilmiah dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis terutama dalam penelitian dan kemampuan menerapkan model pembelajaran Card Sort. BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Card Sort. 1. Pengertian Model Pembelajaran Card Sort. Card Sort terdiri dari dua kata yaitu Card dan Sort. Dalam Kamus Bahasa Inggris- Indonesia Card berarti kartu dan Sort berarti orang atau macam. Jadi Card Sort berarti sortir kartu atau macam-macam kartu. Model Pembelajaran Card Sort adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir, melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan terlibat dalam pembelajaran dan tetap mempunyai perhatian ketika guru menyampaikan materi. Setelah guru menyampaikan materi pembelajaran siswa diminta untuk dapat menjawab pertanyaan yang di ajukan guru. Dalam model pembelajaran ini, pembelajaran lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam menerima pelajaran baik disegi daya berfikirnya maupun dalam bertanya dituntut untuk ikut berperan aktif dalam pembelajaran bersama guru dan teman-teman dikelas dan mampu menghargai sesama,walaupun mendapat nilai yang baik dan memuaskan dan di tekankan lagi supaya yang bernilai baik dapat membimbing teman yang kurang mampu. 2. Karakteristik Model Pembelajaran Card Sort. Model Pembelajaran Card Sort mempunyai karakteristik antara lain : a. Menyenangkan b. Meriah dan gembira Model pembelajaran Card Sort sangat menyenangkan karena bisa membuat siswa menjadi aktif dan membuat siswa senang sehingga siswa tidak bosan dalam proses pembelajaran. Siswa juga menjadi meriah dan gembira dalam pelaksanaan pembelajaran maka terwujudlah PAIKEM GEMBROT ( Pembelajaran Aktif , Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan serta Gembira dan Berbobot). Hal ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi baik. 3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Card Sort Langkah-langkah model pembelajaran Card Sort adalah sebagai berikut 1. Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. 2. Mintalah siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama. 3. Siswa dengan kategori yang sama diminta mempersentasekan kategori masing-masing di depan kelas. 4. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting terkait meteri pelajaran. Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan mengikuti langkah-langkah yang telah diatur dalam Model pembelajaran Card Sort. Dengan demikian pembelajaran menjadi aktif. Dalam proses pembelajaran guru mencapai kompetensi yang akan dicapai, hal ini pada kegiatan awal dari proses pembelajaran. Guru menyajikan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru juga menfasilitasi siswa untuk bertanya tentang apa yang belum dimengerti, dan juga menguji pemahaman siswa. B. Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Belajar. Aktivitas sama maknanya dengan perbuatan. Dalam kaitannya terhadap belajar di kemukakan sebagai suatu perbuatan baik rohani yang menghendaki bekerjanya fungsi pemikiran, maupun perbuatan jasmani yang menghendaki gerakan fungsi otot-otot individu yang belajar. Aktivitas yang di maksud adalah untuk menghasilkan perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam pembelajaran siswa sangat dituntut untuk beraktivitas untuk menimbulkan motivasi. Menurut Arikunto Aktivitas siswa merupakan keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan proses pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Peningkatan aktivitas peserta didik yaitu meningkatkan jumlah peserta didik yang terlibat aktif belajar, bertanya dan menjawab, saling berinteraksi membahas materi pelajaran. Cara belajar siswa aktif adalah suatu proses kegiatan belajar-mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa berperan aktif langsung dalam proses pembelajaran. Keaktifannya terlihat pada apa yang dilakukannya dalam pembelajaran, dalam berdiskusi akan ikut memikirkan apa yang menjadi tugas kelompoknya. Ikut serta dalam penyelesaian tugas pembelajaran. 2. Indikator Aktivitas Siswa. Indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain: a. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan, dan permasalahannya. b. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar c. Penampilan berbagai usaha atau kekreatifan belajar dalam menjalani kegiatan pembelajaran sampai mencapai keberhasilan d. Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru atau pihak lain (kemandirian belajar). Keinginan siswa dalam mengetahui sesuatu akan tinggi dalam pelajaran yang di terimanya,serta ingin tahu. Keberanian dalam menampilkan minat, tidak ada rasa takut untuk tampil dan berbuat demi kemajuan dan selalu menyalurkan bakat. Dalam proses pembelajaran selalu ingan mencapai keberhasilan serta kreatif dalam pembelajaran tanpa ada tekanan dari guru. Sehingga akan mencapai apa yang menjadi tujuan dalam pembelajaran yang di inginkan. Dengan adanya keatifan siswa dalam pembelajaran maka terciptalah apa yang di sebut dengan kemandirian belajar. Aktivitas Belajar Anak Didik ada 10 sebagai berikut: 1) Anak didik belajar secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip dan generalisasi. 2) Anak didik belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah (Problem solving) 3) Setiap anak didik berpartisipasi dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui berbagai cara 4) Anak didik berani mengajukan pendapat 5) Ada aktivitas belajar analisis, sintesis, penilaian dan kesimpulan 6) Antara anak didik terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan belajar 7) Setiap anak didik bisa mengomentari dan memberikan tanggapan terhadap anak didik lainnya 8) Setiap anak didik berkesempatan menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia 9) Setiap anak didik berupaya menilai hasil belajar yang dicapainya 10) Ada upaya dari anak didik untuk bertanya kepada guru dan atau meminta pendapat guru dalam upaya kegiatan belajarnya. C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Istilah Pendidikan Agama Islam di Indonesia dipergunakan untuk nama suatu mata pelajaran di lingkungan sekolah-sekolah yang berada di bawah pembinaan Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan Agama dalam hal ini agama Islam termasuk dalam struktur kurikulum. Ia termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran wajib dalam setiap jalur jenis dan jenjang pendidikan. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu unsur dalam pendidikan Nasional dan merupakan suatu kewajiban dalam sebuah satuan pendidikan untuk melaksanakannya. Hal ini merupakan pengakuan tersendiri bahwa mayoritas penduduk Negara Indonesia beragama Islam. Sehingga sangat dibutuhkan sebuah usaha untuk memberikan pendidikan yang sesuai dengan agama yang dianut oleh sebuah bangsa, dan hal ini dimulai dari jenjang pendidikan yang paling rendah sampai pada jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan Agama Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan berakhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral, sebagai perwujudan dari pendidikan Agama Islam. 2. Standar Isi dan Tujuan mata pelajaran Pendidikan Islam Dalam standar isi dan standar kelulusan dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam itu mempunyai tujuan dan ruang lingkup. Pendidikan Agama Islam SMP bertujuan untuk: a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukkan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Al-Quran dan Hadits b. Aqidah c. Akhlak d. Fiqih e. Tarihk dan kebudayaan Islam Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Metode yang digunakan di SMP adalah metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan. 3. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 5 Batusangkar Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh seseorang yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Jadi metode merupakan jembatan untuk mencapai tujuan mengajar dan hasil belajar yang baik, metode bagi seorang guru adalah jembatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berarti metode bagi siswa adalah jembatan untuk memudahkan belajar agar memperoleh hasil yang baik. Metode belajar merupakan cara yang di gunakan guru untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajarinya. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar tergantung pada bermacam-macam komponen yang merupakan satu kesatuan dan saling membantu dalam mencapai tujuan pengajaran. Hal ini dijelaskan oleh Hasan langgulung ada tiga prinsip yang mendasari metode mengajar dalam Islam yaitu: a. Sifat- sifat metode dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengakui hamba Allah. b. Berkenaan dengan metode mengajar yang prinsipnya terdapat dalam Al-Quran. c. Membangkitkan Motivasi dan adanya kedisiplinan atau dalam istilah Al-Quran disebut ganjaran ( Tsawab ) dan hukuman ( I'qab) Metode mengajar mimiliki fungsi sentral dalam mencapai tujuan pembelajaran,yaitu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa, sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan metode mengajar harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif, inovatif, dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis. Setiap pemilihan metode mengajar harus didasarkan pada hasil kajian antara perilaku yang diharapkan dengan cara yang akan ditempuh dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru haruslah melaksanakan metode yang tepat agar mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan yang ingin dicapai antara lain tingginya hasil belajar siswa, siswa lebih termotivasi dan aktif dikelas, serta proses pembelajaran tidak bersifat satu arah. Ada berbagai faktor-faktor yang penting yang harus diperhatikan dalam memilih metode mengajar. a. Tujuan-tujuan pembelajaran hendaklah dipahami dengan jelas. b. Kesedian siswa hendaklah siap jasmani dan rohani untuk mengambil bagian kegiatan belajar. c. Motivasi atau hasrat untuk belajar, motivasi mengenal apa yang akan dipelajari dan mengapa pelajaran itu di hasratkan. d. Aktivitas siswa hendaklah tangkas dan giat dalam belajar. e. Konsentrasi, konsentrasi bukan hanya berupa perhatian, ia perlu terpusat pada tugas belajar f. Organisasi, bagian-bagian pengetahuan harus dipersiapkan g. Tanggapan, dapat dilihat sebagai tindakan atau perubahan batin. h. Pemahaman, yang bermakna, berarti. i. Praktek atau ulangan, ulangan yang memperkaya ingatan. j. Reaksi terhadap kegagalan, apabila gagal dalam mencapai tujuan,harus menterjemahkan kembali tingkah lakunya,agar ia dapat menyeleksi alternative tujuan. Jadi dalam memilih metode mengajar seorang guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi penggunaan metode agar dapat meningkatkan keaktifan siswa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu Penelitian yang berupaya mendiagnosa serentetan permasalahan yang terjadi di dalam kelas . Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melihat apa yang menyebabkan siswa tidak aktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam penelitian ini di samping untuk membantu permasalahan pembelajaran yang dihadapi siswa juga membantu guru dalam upaya memperbaiki cara mengajarnya selama kegiatan pembelajaran berlangsung. B. Setting Penelitian Setting Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini meliputi: Tempat Penelitian, waktu Penelitian dan siklus Penelitian. 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMPN 5 Batusangkar Kecamatan Limakaum Kabupaten Tanah Datar Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Bulan Juni 2012 semester genap 2011/2012. 3. Siklus Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Model Pembelajaran Card Sort. C. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dibuat berbagai imput instrumental yang akan dibangun untuk memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu rancangan pembelajaran yang akan dijadikan PTK yaitu SK: Meningkatkan keimanan kepada malaikat. Selain itu akan dibuat persiapan berupa perangkat pembelajaran antara lain: 1. RPP (terlampir) 2. Lembaran kerja siswa (terlampir) 3. Lembaran Pengamatan aktivitas siswa (terlampir) 4. Lembaran Evaluasi (terlampir) D. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas VII yang terdiri dari 20 orang. Dengan komposisi perempuan 12 orang dan laki-laki 8 orang. E. Sumber Data Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari beberapa sumber yaitu ; 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Teman sejawat dan kolaborator sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif dari siswa maupun guru, teman sejawat dalam PTK adalah Nelwati F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas adalah: a. Observasi untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Aspek yang diamati melalui observasi ini antara lain yag berkaitan dengan aktivitas siswa dalam belajar. b. Catatan kejadian yang dibuat oleh peneliti selama tindakan berlangsunng. 2. Alat pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah lembar soal untuk melihat hasil belajar siswa, lembar observasi untuk melihat kegiatan dan aktivitas siswa dan guru serta dokumen untuk melihat data siswa. G. Indikator kinerja Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini indikator kerjanya adalah 70 berarti KKM 77 artinya siswa yang memiliki hasil belajar 77 ke atas berarti telah tuntas dan siswa yang memiliki hasil di bawah 77 berarti belum tuntas. H. Analisis Data. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan mengunakan teknik presentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hasil belajar: Dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian, kemudian dikategorikan dengan klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. 2. Aktivitas siswa dalam PBM: Dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. 3. Implementasi tindakan dalam Model Pembelajaran Card Sort dengan menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian dikategorikan klasifikasi berhasil, kurang berhasil dan tidak berhasil. I. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini melalui dua tahapan siklus. Ke dua tahapan tersebut terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi tindakan sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan Perencanaan Tindakan sebagai berikut: a. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran. b. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK. c. Membuat lembar kerja siswa. d. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK. e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan Deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. 3. Pengamatan Tindakan Pengamatan-pengamatan dilakukan terhadap: a. Situasi kegiatan belajar mengajar. b. Keaktifan siswa c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok. 4. Analisis dan Refleksi terhadap tindakan Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan danpak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kreteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya. Siklus II 1. Perencanaan tindakan Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. 2. Pelaksanaan tindakan Tim peneliti melaksanakan Model Pembelajaran Card Sort berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3. Pengamatan terhadap tindakan Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran. 4. Analisis dan Refleksi terhadap tindakan. Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana untuk siklus berikutnya, untuk memperbaiki system dalam rangka pencapaian hasil yang maksimal.